Pages

Jumat, 03 Desember 2010

TUHAN Itu Tidak Ada - AGAMA Juga Tidak Ada - Dan Janganlah Kalian SEMBAHYANG

Memang terkadang kita sering menilai sesuatu hanya dari segi tekstualnya saja tanpa mempertimbangkan maksud yang terkandung di dalamnya. Semoga ini bisa menjadi pelajaran untuk kita semua, dan untuk saya pada khususnya....

1. TUHAN Itu Tidak Ada

Kata TUHAN itu sebenarnya berasal dari kata bahasa Sansekerta yang diserap dari bahasa Jawa Kuno yaitu TUH HYANG yang artinya KEPALA PARA DEWA.

Kata TUHAN itu tidak dikenal di dalam literatur Yahudi, Nasrani ataupun Islam. Kata tersebut adanya hanya di dalam literatur Hindu atau Budha saja.

ALLAH bukan berasal dari AL-ILAH dengan menghilangkan ALIF sehingga yang tinggal : "LAH" sebab artinya akan berubah, bukan nama tuhannya umat Islam atau sebutan untuk DEWA atau sesembahan lagi, melainkan lisyakshin atau baginya laki-laki.

ILAH itu sudah satu paket kosakata yang tidak bisa dipenggal, karena kata benda bukan kata kerja. ILAH bisa dimasukkan alif lam karena ILAH adalah gelar atau sebutan sedangkan kata ALLAH itu tidak bisa, karena "NAMA KHUSUS"

Contoh :

USTADZUN artinya GURU LAKI-LAKI, bisa dimasukkan ALIF LAM, sehingga menjadi AL UZTADZU. Tetapi FATIMAH tidak bisa ditulis menjadi AL FATIMAH karena FATIMAH itu nama pribadi atau nama orang.

Ketika kita memanggil nama ALLAH dengan sebutan TUHAN maka maknanya menjadi bias, Tuhan yang mana yang anda maksud itu atau DEWA mana yang kau panggil ?

Memang ALLAH itu maha mengetahui tentang apa yang ada di hati kita, tetapi apa susahnya jika kita memanggil langsung dengan sebutan ALLAH ? Kenapa kita lebih senang dengan memanggilnya "TUHAN atau Yang Di Atas"?

Apabila nama saya adalah ABDI dan saya adalah seorang MAHASISWA, kemudian anda memanggil saya dengan nama lain, atau hanya memanggil HAI MAHASISWA, maka Insya ALLAH saya tidak akan menanggapinya.

2. AGAMA Itu Tidak Ada

AGAMA itu berasal dari bahasa sansekerta (bukan bahasa Arab) yang terdiri dari dua kata :

1. A artinya TIDAK dan

2. GAMA artinya KOCAR-KACIR atau KACAU BALAU.

Jadi secara bahasa, AGAMA artinya TIDAK KOCAR-KACIR atau TIDAK KACAU BALAU.

Dan jika disatukan dengan kata ISLAM menjadi AGAMA ISLAM, maka akan memiliki arti TIDAK KACAU BALAU ISLAM, dan ini sangatlah aneh jika kita pahami seperti itu.

Namun keunggulan bahasa Arab dibanding dengan bahasa lain ialah satu kata dapat memiliki makna/arti yang sangat beragam.

DIEN secara lughoh (bahasa) adalah :

1. Ketaatan dan Ketundukan kepada hukum yang mutlak (Qs. 16:52, 40:65, 3:83)2. Dienul Malik (Aturan/ UUD Kerajaan ) (Qs. 12:76)3. Tanggungjawab/ Pembalasan (Qs. 1:4)

Sedangkan DIEN menurut syara’ adalah:

AD DIEN adalah apa-apa yang diisyari’atkan ALLAH SWT dengan taushiyah para Rasul-Nya dan Dia adalah Fitrahnya yang telah menciptakan manusia dengannya untuk keselamatan mereka di dunia dan di akhirat dengan ridhanya”. Pahami Qs. 42:13, 30:30, 26:21, 49:16, 3:19

Jadi tidak ada istilah AGAMA ISLAM tetapi yang ada adalah DIENUL ISLAM yang mengatur seluruh sendi kehidupan, bukan "Agama/Ajaran-Ajaran/Isme-Isme" yang hanya mengatur aspek ritualitas saja.

3. Janganlah Kalian SEMBAHYANG

Kata SEMBAHYANG itu juga berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua suku kata :

1. SEMBAH yang artinya MENYEMBAH, dan

2. HYANG artinya DEWA.

Jadi SEMBAHYANG artinya MENYEMBAH DEWA. Jadi SHOLAT itu bukan SEMBAHYANG.

Terkadang secara sadar atau tidak sadar kita telah merubah sesuatu yang telah Allah tetapkan.

(ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu. (QS. 16:25)

Wallahu ’alam Bishshowab

SUMBER : http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150191584070099

Tidak ada komentar:

Posting Komentar