Pages

Senin, 06 Desember 2010

KEBAHAGIAAN ^^

“terang saja kau tak bahagia, kau ini selalu berpikir bahwa apa yang orang lain miliki, itulah kebahagiaan.” Nasihat Ibu memenuhi telingaku.
“padahal belum tentu apa yang mereka miliki itu, baik untuk kita miliki. Artinya bukan jaminan kebahagiaan mereka itu bisa menjadi kebahagiaan kita” lanjut wanita paruh baya itu sembari melanjutkan kegiatan dapurnya. Aku masih duduk khidmat mendengarkan.
“kebahagiaan itu absurd nak, tak berbentuk. Jadi dia hadir begitu saja jika kita menginginkannya.” Lanjutnya lagi kini menuangkan segelas air untukku.
“aku selalu menginginkannya!” ucapku lirih.
Wanita separuh baya yang sudah kuanggap sebagai ibuku sendiri diam sejenak, berbalik menatapku aku balik menatapnya.
“tapi kamu tidak pernah benar-benar menghadirkannya dalam hidupmu nak!” Ibu kembali sibuk.
Aku mencerna setiap kata yang diucapkan ibu barusan. Kemudian masih dengan suara sedikit bergumam
“aku sudah berusaha!”
“apa saja usahamu?” tanyanya ringan.
Wanita itu kembali membuatku terdiam. Pikiranku melayang pada apa saja usaha yang telah aku lakukan untuk bahagia.
“Nak, kebahagiaan itu bukan berasal dari apa yang tampak.” Dia masih saja sibuk memasak.
“Kebahagiaan itu hadir dari keikhlasan dan rasa sabar. Karna, kebahagiaan itu tempatnya bukan pada otak manusia, bukan pada baju yang melekat dibadan, bukan juga pada mobil dan rumah yang mewah, bukan pada jumlah uang yang tak terhitung angkanya.” Ibu terdiam sejenak sembari berbalik menatapku.
“tapi, kebahagiaan itu tempatnya di hati.”
“kita bisa menghadirkannya dengan pikiran positif, dengan keikhlasan dan rasa syukur, dengan kesabaran dan ketabahan.” Dia kemabi kemejamakan.
“Hidup bahagia adalah pilihan Nak. Percayalah!” wanita itu mengunci rapat mulutku.
Pikirannku melayang pada pribadiku akhir-akhir ini. Betul kata ibu, akhir-akhir ini aku jau dari semua yang dikatakannya. Aku selalu memandang kebhagiaan orang lain, aku selalu saja iri terhadap pencapaiaan orang lain, aku selalu memuji kebahagiaan orang lain, tanpa pernah erusaha mencari sumber kebahagiaanku.
Akupun seakan jauh dari rasa syukur terhadap apa yang aku miliki, sehingga aku sangat sulit mendapatkan kepuasan yang membahagiakan dihidupku.
“minumlah dan makanlah dulu, kelihatannya kau terlihat lelah nak.” Ibu menyadarkanku dari lamunanku.
“terima kasih ibu!” ucapku menatapnya penuh cinta.
Dia membalasnya dengan senyum yang selalu mendamaikanku. ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar