Pages

Sabtu, 04 September 2010

HATIYANG TERLUKA

Terluka dalam canda tawaku
Perih mejalani hidup dalam kemunafikan
Ingin aku suarakan seluruh isi hatiku
Tapi aku tak berdaya, tak berdaya.

Jeritan tangisku tertahan
Jenuh terdiam dalam kekosongan,
Ingin ku teriakkan rasa ini
Tapi aku tak berani, tak berani.

Terlalu banyak kata,
Kata yang tak mampu aku rangkai menjadi kalimat.
Namun, kepada siapa aku harus belajar merangkai kata ini?
Sedang seseorang yang sangat aku sayangi, mengabaikanku.
Tak pernah mau mengerti, akan diriku
yang tak mampu menopang hidup tanpanya.

Aku sendiri,
Sendiri dalam keramaian
Sendiri dalam kegelapan.

Mencintainya adalah kebahagiaanku,
Tapi hati ini sakit menyadari dia tak disampingku.
Tak ingin aku memilikinya,
Tapi raga ini rapuh tanpa cintanya.

Terjerat aku dalam dilema perasaanku sendiri.
Dan tanpa aku sadari, kini aku
Tak mampu lagi berpijak diatas bumi.
Aku terlalu rapuh tanpanya
Aku terlalu lemah tanpanya.

Namun tak pernah sedikitpun dia menoleh kepadaku,
Kepadaku yang semakin tak berdaya.
Dia tak pernah mau mengerti,
Bagaimana besar rasa ini untuknya.
Dia terus tak mengacuhkanku.

Hingga aku tersadar, kini waktuku tak lagi seabad
Dan tak ingin ku mengisinya,
Dengan derai air mata seperti yang lalu.
Aku ingn bahagia.



Namun lagi, dan lagi dia.
Dia yang merenggut kebahagian itu,
Karna aku sadar, aku tak mampu bahagia tanpa diriya.

Haruskah aku mengemis cintanya?
Dan menyuarakan cinta ini?!
Hanya demi sebuah kebahagiaan!

Namun sekali lagi aku tak berdaya.
Dan kubiarkan cinta ini abadi,
Didalam hati yang terluka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar